1.5.17

MAKHABBAH BERNUANSA ROH


 
Moonerarea - Sudah jadi kesesuaian roh merupakan sebagai penyabab yang paling kuat untuk menumbuhkan mahabbah (cinta/kecenderungan). Setiap orang akan condong kepada siapa yang sesuai dengannya.

kesesuaian itu ada 2 macam:

Pertama, Murni sebab penciptaan serta pergesekan atau persekutuan dalam hal tertentu, misal: jika  tujuanmu sesuai dengan tujuannya (calon pasangan hidup) maka akan tumbuh keselarasan antara jiwamu dan jiwanya (calon pasanganmu).

Bila tujuan ini berbenturan maka kesesuaian juga tidak akan terbentuk. Disebabkan oleh penyerupaan (kecenderungan) itulah bisa mendatangkan daya tarik yang satu dengan yang lainnya. Sehingga 2 jiwa yang berbeda jenis bisa  serupa seharmoni, lewat frekuwensi ciptaanNya yang asli akan menghasilkan daya tarik diantara ke-2nya.


Daya tarik itu bisa saja terkreasi lewat hal-hal yang khusus, Kejadian seperti itu tidak bisa ditelusuri latar belakang keotentikannya dan tidak bisa dicari-cari secara riil alesannya.

"Cinta (kecenderungan) tidak tumbuh (muncul) karena alasan keindahan (kerupawanan dan keelokan, namun cinta adalah kesesuaian jiwa"

Cinta (sebenarnya) tumbuh bukan karena keindahan dan  yang tampak dimata, tetapi melalui menyatukan hati serta jiwa dan menentramkan bukan memberikan ancaman serta gangguan yang nggak mengenakkan.


Dan Bila cinta tumbuh karena kesesuaian dan kecocokan , maka cinta itu akan menjadi kokoh & kuat, nggak akan sirna kecuali oleh penghambaan (cinta buta) yang lebih kuat dari penyebab cinta itu sendiri.


kedua, jika cinta itu tumbuh bukan karena kesesuaian dan kecocokan,tentunya cinta itu dilatarbelakangi tujuan  tertentu, yang dengan mudahnya cepat luntur jika tujuannya itu  tak tergapai serta menipis seiring waktu, contoh: si fulan mencintai si fulanah karena kecantikannya, trus misal si fulanah sudah mulai menua dan keriput maka seiring waktu si fulan mulai menipis cintanya, bukan makin erat meski si fulan hidup bersama si fulanah berpuluh tahun.
"Siapa yang mencintaimu karena hal tertentu, maka tunggulah kelunturan cintanya".

- Jika pendorong dan motif tumbuhnya cinta adalah tujuan tertentu yang hendak diraih orang yang mencintai maka cintanya nggak akan pernah langgeng.


- jika cinta itu karena tujuan tertentu pada diri orang yang dicintai maka cinta juga akan cepat sirna pabila tujuan dibalik cinta itu mulai melemah.


- Jika pendorong cinta karena sifat yang pasti (watak atau nasab) maka cinta itu pasti akan segera hancur dengan sendirinya karena perubahan pada diri orang yang mencntai/dicintai maupun adanya sikap yang menyakiti dari orang yang dicintai/ mencintai, disebabkan keberadaan sikap ini (menyakiti) bisa melemahkan cinta atau bahkan "mengamputasi" keselurahan cinta itu sendiri.


Akan tetapi jika 2 jiwa Yang  saling memikirkan dan merindukan (terbentuk kesesuaian rohnya) maka apabila salah satu rindu maka secara otomatis yang satunya akan  merasai kerinduan itu, karena pada saat itu yang diserang oleh rasa itu adalah jiwa dan rohnya bukan fisiknya, sedangkan badannya nggak lebih dari media pemvisualisian ekspresi semata, entah itu lewat tangisan, ucapan kangen, ucapan/ ketikan bait syair-syair kerinduan atau mungkin 'kemarahan' karena kerinduannya tak terbalaskan secara visualisasi ekspresi juga, meski secara harfiah semua jiwa tau jiwa yang mana yang lagi terpanggil/memanggil jiwanya.
"Bukankah hati hanya bisa dimengerti oleh hati, bahasa hati sejatinya tidak perlu visualisasi, sebab hati akan merasai apa yang tersampai oleh dan dari hati".

Silahkan saja pelakunya (pura-pura) nggak tau, tetapi hati nurani dan jiwanya nggak akan bisa memungkirinya "berpura-pura nggak mau padahal memiikirkan."
"Cinta (kecenderungan) merupakan gerakan hati nan murni. Pabila pandangan seseorang merupakan permulaan tumbuhnya kecenderungan (cinta sebab syahwat) maka tidak selayaknya seseorang menjadikan dirinya sebagai tawanan terus menerus lewat matanya"

Bilakah sudah berbicara tentang pandangan, maka pandangan mata merupakan sesuatu yang bisa mempengaruhi daya konsentrasi (khusyu') dan "mematikan" jiwa dan rohnya.

                
Makhabbah (cinta) secara (sempit) cuma dibagi 2 jenis:
(1) CINTA PERMUKAAN

Cinta tingkat ini disebabkan alasan tertentu, jenis cinta ini nggak mesti harus adanya sebuah kebersamaan (terikat) atau jua bisa ada sebuah kebersamaan (ikatan) tetapi ada tendensi (tujuan) tertentu untuk kebersamaan itu, rata-rata disebabkan oleh materi baik materi dalam artian sesungguhnya atau materi pada fisiknya.
cinta permukaan ini seringkali disertai sebuah kebencian. Bisa jadi bencinya akibat kegagalan menjerat cintanya (gagal nikah/ cerai) ataupun sejuta alesan laennya. Kecuali jika diantara pelakunya punyai tujuan yang sama yaitu membawa cintanya menuju altar (makhabbah) bernuansa roh, maka makhabbah (cinta) itu pasti akan berusaha untuk ditumbuhkan menjadi cinta yang bertendensi roh. Namun hal ini teramat jarang yang sukses untuk melewatinya dikarenakan besar konsekuensinya (butuh niat &kesabaran) yang kuat dalam menjalani fase-fasenya serta detik perdetik prosesnya.

(2) CINTA BERNUANSA ROH

Ngomong-ngomong masalah tingkat cinta ini, sejatinya nggak ada tandingannya lagi (didunia). Cinta tingkat ini sudah tertanam disebabkan kesamaan dan kecocokan yang mungkin juga bisa dibilang"soulmate". Cinta (makhabbah) bernuansa roh tumbuh dari masing-masing pihak atas dasar misi & visi hidup yang sama yakni membangun kerajaan cinta untuk keberkahan cinta didunia dan akhirat.


Andaikata orang yang mencintai/ dicintai berkuasa (sensitif) dalam meraba cinta yang terpendam dihati orang yang mencintai/ dicintainya, tentunya dia akan mudah mendapatkan 'feedback' cinta yang sama sesuai dengan apa yang dia berikan bahkan lebih besar tanpa perlu memvisualisasikan (mengungkapkan) lagi, karena disini yang 'bermain' adalah Roh dan diamini oleh penjaga roh itu sendiri. Dan bila sudah ada dua jiwa yang menemukan kecocokan saling memanggil satu sama lain, maka secara autopilot rohnya akan menyatu dan berinteraksi lewat bahasa roh tersebut serta merta badan (fisik) akan tergerak untuk melahirkan & menjaga kesuciannya, sebab rohnya membimbing untuk senantiasa mensucikannya, mengistimewakannya dalam sebuah (ikatan) khalalan. Inilah sebuah fakta tak terbantahkan kebenaran tulang rusuk yang hilang.


Seperti halnya perjumpaan Adam dan Hawa di jabal rakhmah setelah pencarian & penantian nggak kurang dari 350 tahun. Pabila bukan disebabkan makhabbah bernuansa roh, nggak mungkin pencarian serta penantian itu terus berlanjut sampai  beratus-ratus tahun  (sepertiga usia mereka).

                           *****

 

Dan fakta hari ini, hampir- hampir mustahil menjadikan (mendapati) cinta (makhabbah) bernuansa roh, karena cinta tingkat ini merupakan pengejawantahan makhabbah tanpa sebuah alasan serta argumen tertentu, tanpa barisan-barisan ucapan tersusun nan romantis, & tanpa puja pujian, namun berdasar kepengertian "Telepati/intuisi" jiwa. Dan dimasa sekarang sangat sulit menemukan cinta tanpa unsur (kecondongan) materi  baik itu dari segi fisik (jasad) atau materi dalam bentuk harta dan tahta.


Maka dari itu mulai detik ini (setelah baca tulisan ini) bersiap-siaplah kawan untuk mencari & menanti makhabbahmu, Cinta nuansa rohmu. Teruslah sucikan cintamu guna menemukan nuansa rohmu, jangan tersesatkan oleh sebuah materi yang disana sangat lekat berujung pada sebuah benci & dendam.


Mari segera menggapai Cinta yang kerap kali jadi bahan cerita yang tidak lekang oleh masa, cinta yang penuh keistemewaan yang bersumber RABB pemilik cinta itu sendiri . Cinta nan suci laksana cintanya Adam Hawa, Sulaimaan Balqis, Yusuf Zulaikha, bahkan Muhammad Khatidjah.,
Sebab apa kita berkata 'nggak mungkin' meniru mereka semua jika bukan disebabkan syahwat khubbudunya yang bersarang dihati kita.

Allah musta'an..



"Dedikasi untuk tulang rusuk yang hilang"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini Free copy paste tanpa/dengan sertakan sumber karena hak cipta hanya punya ALLAH SWT
---------------------------------------------
Sobat MOONER area silahkan share komentar dengan bebas dan sopan